Senin, 23 Mei 2011

TURBIDITAS ( KEKERUHAN )

BAB I
PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Semua organisme baik ikan maupun makluk hidup lainnya yang hidup dalam air sangat terpangaruh terhadap kualitas air. Tanpa didukung dengan kualitas air / mutu air yang baik semua organisme yang hidup di perairan akan mengalami hambatan dalam pertumbuhannya. Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas air diataranya Suhu, pH, DO, CO2, Turbiditas
( Kekeruhan ) dll.

Salah satu factor yang mempengaruhi kualitas air adalah Turbiditas
( Kekeruhan ). Turbiditas ( Kekeruhan ) merupakan kandungan bahan Organik maupun Anorganik yang terdapat di peraairan sehingga mempengaruhi proses kehidupan organisme yang ada di perairan tersebut. Turbiditas sering di sebut dengan kekeruhan, apabila di dalam air media terjadi kekeruhan yang tinggi maka kandungan oksigen akan menurun, hal ini disebabkan intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam perairan sangat terbatas sehingga tumbuhan / phytoplankton tidak dapat melakukan proses fotosintesis untuk mengasilkan oksigen.

Pada tahap pemeliharaan benih, factor turbiditas sangat mempangaruhi kahidupan benih maupun larva di dalam perairan. Turbiditas terlalu tinggi dapat menyebabkan kematian masal, hal ini disebabkan adanya luka pada tubuh benih maupun larva sehingga terjadi infeksi dan mempercepat pertumbuhan penyakit. Biasanya kalau terjadi kekeruhan yang tinggi dapat menyebabkan mengelupasnya sisik / kulit benih maupun larva akibat infeksi.



1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembahasan tentang Turbiditas adalah sebagai berikut
 Untuk mengetahui bagaimana terjadinya turbiditas dan bagaimana gejala-gejalanya.
 Untuk mengetahui factor-faktor yang menyebabkan terjadinya Turbiditas
 Untuk mengetahui dampak turbiditas terhadap organisme lain dalam proses berlangsungnya Budidaya ikan ( aquaculture ).
 Agar mahasiswa dapat memahami tingkat turbiditas yang ideal pada usaha Budidaya ikan ( aquaculture ) sesuai dengan tahapan-tahapannya.























BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


Faktor yang mempengaruhi kualitas air secara garis besarnya dapat dibagi menjadi 3 golongan besar yaitu Aspek fisika, Aspek kimia, dan Aspek biologi.

2.1 Aspek Fisika
Di tinjau dari aspek fisika perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
 Suhu
Suhu air merupakan satu faktor yang penting bagi ikan. Ikan adalah organisma berdarah dingin dan mempunyai suhu tubuh yang sama dengan suhu persekitarannya (air). Suhu air akan memberi kesan terhadap aktivitas, makan, pembesaran dan pembiakan semua ikan. Suhu air juga dapat berperan didalam menentukan jumlah gas (oksigen, karbon dioksida, nitrogen,dll) yang terlarut didalam air. Semakin dingin air semakin banyak kandungan gas yang dapat terlarut. Suhu juga memegang peranan didalam proses stratifikasi termal "thermal stratification". Bagi para penternak yang menjalankan aktivitas ternakan ikan dalam sangkar harus memahami dengan seksama mengenai perkara ini. Air yang lebih dingin biasanya lebih berat dari air yang panas. Perbedaan yang sedemikian akan menyebabkan air tadi tidak dapat bercampur.. Hujan lebat yang terus menerus selama beberapa hari akan menyebabkan stratifikasi termal "pecah" dan air dibagian bawah tasik/empangan akan bercampur dengan air dibagian permukaan dan kematian masal akan terjadi. Kandungan suhu yang ideal untuk usaha budidaya ikan adalah 23 – 32oC.
(Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).






2.2 Aspek Kimia
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
 Oksigen Terlarut
Oksigen terlarut, adalah parameter kimia air yang terpenting didalam akuakultur. Kandungan oksigen yang rendah akan mengakibatkan kematian ikan yang banyak, secara langsung atau tidak langsung, Seperti juga manusia, ikan memerlukan oksigen untuk proses respirasi (bernafas). Jumlah oksigen yang diperlukan oleh ikan adalah bergantung kepada saiz (ukuran), kadar makan, tahap aktivitas, dan juga suhu. Anak ikan atau benih memerlukan jumlah oksigen yang lebih dibandingkan dengan ikan yang lebih besar, kerana kadar metabolik anak ikan lebih tinggi
Untuk mendapatkan kadar pertumbesaran ikan yang tinggi, ikan harus dipelihara pada kandungan oksigen yang optimal. Sebagai panduan kandungan oksigen didalam air minimal 5 mg/l. Kandungan oksigen yang kurang dari 5 mg/l akan menyebabkan ikan merasa tertekan, dan pada kandungan oksigen < 2 mg/l pula dapat menyebabkan kematian ikan. Walau bagaimanapun harus diingat, terdapat juga jenis-jenis ikan yang tidak memerlukan kandungan oksigen yang tinggi, contohnya ikan Keli.
Seperti yang kita ketahui bukan hanya ikan yang memerlukan oksigen, tetapi juga bakteri memerlukan jumlah oksigen yang besar, Ketika terjadi Dekomposisi (pereputan ) bahan-bahan organik (terdir dari algae, bakteria, dan bahan buangan ikan) adalah merupakan proses yang utama menggunakan oksigen didalam sistem akuakultur.



 Karbondioksida (CO2)
Jumlah kandungan CO2 pada tahap 10 mg/l masih tidak mendatangkan kesan kepada kehidupan ikan jika pada masa yang sama kandungan oksigen didalam air yang tinggi. Air kolam yang yang mempunyai kadar penebaran ikan yang normal, selalu mempunyai kandungan CO2 sekitar <5 mg/l. Bagi kolam yang mempunyai kepadatan yang tinggi, misalnya bagi ternakan secara intensif, kandungan CO2 adalah pada tahap antara 0 mg/l pada sebelah tengahari dan 5 - 15 mg/l pada waktu subuh Tahap kandungan CO2 > 20 mg/l akan mendatangkan masalah kepada ikan.
Ada dua cara yang dapat diamalkan untuk mengurangkan kandungan CO2. Cara yang paling mudah adalah dengan memberikan pengudaraan "aeration". Dengan cara ini CO2 boleh dibebaskan ke udara. Cara kedua adalah dengan menambah bahan yang terdiri dari "carbonate" contoh nya CaCO3 atau Na2CO3. Cara ini akan menghilangkan CO2 dari air dan menyimpannya didalam bentuk penampan "bicarbonate" atau "carbonate". Kita akan sentuh perkara ini didalam perkara berkaitan dengan alkalinitas. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).
2.3 Asfek Biologi
Di tinjau dari aspek kimia perairan, beberapa diantaranya sebagai berikut
 Phytoplankton
Kekeruhan air yang disebabkan oleh plankton (tumbuhan mikroskopik) dan zooplankton (hewani mikroskopik) tidak akan memudaratkan ikan secara langsung. Fitoplankton bukan saja mengeluarkan oksigen malahan menjadi bahan makanan kepada zooplankton dan juga kepada beberapa jenis ikan. Fitoplankton juga akan menggunakan ammonia yang dikeluarkan oleh ikan sebagai sumber nutriennya. Zooplankton pula menjadi sumber makanan anak ikan yang utama.. Selain dari itu pertumbuhan fitoplankton yang keterlaluan ataau dikenali sebagai ledakan "bloom", akan menyebabkan kekurangan oksigen dalam air secara mendadak. Ini berlaku apabila fitoplankton itu mati. Para penternak agar supaya selalu mengawasi kandungan oksigen dan tingkat kekeruhan dalam kolam ternakan. Kandungan oksigen biasanya pada siang dan malam akan membawa kepada keadaan kekurangan oksigen. Namun tidak semua ikan jika kekurangan oksigen akan mati contohnya ikan lele tahan terhadap kekurangan oksigen karena mempunyai labirin yang bias menyimpan oksigen. (Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982).















BAB III
PEMBAHASAN

Kekeruhan dinyatakan dalam bentuk turbiditas. Peralatan yang di gunakan untuk mengukur kekeruhan adalah sehi dish. Dan aspek yang mempengaruhi kekeruhan adalah sebagai berikut :
3.1 Aspek fisika
 Suhu
Suhu yang baik untuk budidaya ikan 23 – 32oC peninkatan suhu menyebabkan meninkatnya metabolisme dan respirasi organisme air yang mengakibatkan kekeruhan. Oksigen terlarut dalam air, peninkatan suhu sebeasar 10OC menyebabkan terjadinya peninkatan komsumsi oksigen oleh organisme sekitar 2 -3 Kali lipat, meninkatkan suhu yang menyebabkan terjadinya peningkatan dekomposisi bahan organic oleh mikraba.
Alat yang di gunakan untuk mengukur suhu berupa thermometer.
Apabila suhu meninkat mak Kekeruhan ikut meninkat
Contohnya : Didalam air media terdapat ikan. Apeabila suhu naik menyebabkan metabolisme ikan semakin cepat dan faeces yang di hasilkannya semakin banyak sehingga menyebabkan kekeruhan.
 Cahaya
Cahaya matahari yang masuk ke dalam perairan di pengaruhi oleh factor kedalaman air. Khususnya Phytoplankton memerlikan cahaya metahari untuk melakukan proses potosintesis di siang hari Phytoplanktaon atau tumbuhan memerlukan karbon di oksida untuk Phytoplankton dan menhasilkan oksigen yang di gunakan oleh organisme air untuk bernapas
Sedankan malam hari Phytoplankton maupun zooplankton memerlukan oksigen sehingga terjadi persaingan antara organisme yang ada dalam perairan.



3.2 Aspek kimia
 Karbon dioksida
Karbonioksida memegan peranan penting sebagai unsur pertan yang mempu berasimilasi. Baik tumbu – tumbuhan renik dan beberapa planton maupun tumbuhan tingkat tinggi.
Biasanya lapisan air yang paling bawah mempunyai kadar CO2 karena di tenpat ini banyak terjadi penguraian (dekomposisi).
Karbondioksida dalam air berada dalam bentuk karbonan dalam bentuk bebas.

 pH ( Puissance negative de H)
pH yaitu logaridma negative dari keprkatan ion H yang terlepas dalam suatu larutang / cairan .
Menurut Tubbut (1992) menyatakan bahwa pH yang menggambarkan konsentrasi yang hydrogen.
Semakin tinggi nilai pH semakin tinggi pula nilai alkalinitas dan semakin rendah kadar karbiondioksida bebas pH yang mempengaruhi toksisitas suatu senyawa kimia
Untuk meninkatkan pH suatu perairan kita bisa melakukan pengapuran

3.3 Aspek biologi
Warna air di dalam kolam sangat menentukan jenis Pakan alami apa yang tumbuh di dalam perairan. Warna air yang menentukan jenis phytoplankton atau Zooplankton yang tumbuh dudalam Perairan.

 Zooplanton yaitu organisme renik yang menyerupai hewan yang gerakannya tidak di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.
 Phyplankton yaiu organisme renik yang menyerupai tumbuhan yang bergeraknya di pengaruhi oleh pergerakan air Zooplanton di gunakan sebagai sember makanan bagi Benih maupun larva.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN


4.1 Kesimpulan
 Hasil yang kami dapatkan dari materi bahwa dari ketiga aspek tersebut menyankut kekeruhan karena kekeruhan sangat di pengaruhi oleh ketiga aspek tersebut yaitu Aspek Fisika ,Aspek kimia, Aspek Biologi.
 Dari ketiga aspek tersebut yang palin mempegaruhi adalah Aspek biologis yaitu zooplankton dan phytoplankton.
4.2 Saran
 jika melakukan budidaya ikan sebaiknya di perhatikan kualitas air sebelum melakukan penebaran benih ikan.











DAFTAR PUSTAKA

 Hefni Effendi,2007, Telaa kualitas air ; Kanisius 2003, yokyakara.
 Ir syaamsudin Adang Rifai, ir Komar Pertagunawan ,1982 Biologi perikanan .tidak diperjual belikan, milik Depertemen pendidikan dan kebudayaan 1982.
 Benefield, Lary D., Joseph F.,& Barron L. Weand. 1982. Process Chemistry for Water and Wastewater Treatment, Prentice-Hall, Inc. Englewood, new Jersey. 510 pp.
 Boyd, C.E. 1979. Water Quality in Warmwater Fish Ponds. Agriculture Experiment Station, Auburn, Alabama. 359 pp.

2 komentar: